SERANG - Profesi
pengemis ternyata memang sangat menjanjikan. Seorang kakek bernama Amat
(82) yang sehari-hari mengemis di perempatan Ciceri, Kota Serang, mampu
memiliki mobil pick up dan motor Satria. Tak tanggung-tanggung, cicilan
per bulan untuk 2 kendaraan itu mencapai Rp 4 juta dan ia mengaku tidak
pernah sekalipun nunggak saat membayar angsuran.
Informasi ini terungkap saat Amat dan pengemis lainnya terjaring razia Satpol PP Kota Serang, Selasa (9/12). Kepada petugas dan wartawan, Amat mengaku sudah setahun setengah mencicil mobil pick up. Uang muka yang ia berikan kepada diler mencapai Rp 15 juta. Sementara motor Satria baru ia cicil selama 5 bulan terakhir dengan uang muka Rp 4 juta dan angsuran per bulan Rp 900 ribu."Alhamdulilah belum pernah nggak kebayar. Ada aja uangnya," kata Amat.
Amat mengungkapkan bahwa ia sudah belasan tahun meminta-minta. Pendapatannya setiap hari minimal Rp 100 ribu. Pendapatannya bisa lebih besar bila di akhir pekan. Dari usahanya itulah ia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mencicil angsuran mobil dan motor. Adapun lokasi ia mengemis berpindah-pindah, mulai dari kompleks, perempatan Pondok Cilegon Indah (PCI), perempatan Kramatwatu, perempatan Warjok, sampai perempatan Ciceri."Tapi lebih sering di Ciceri karena saya bisa dapet banyak," kata warga Desa Suka Raja, Malingping, Lebak, ini.
Dalam menjalankan aksinya Amat hanya mendatangi pengendara dan mengucapkan salam. Tampangnya yang sudah renta dan pakaiannya yang kumal manjur menggugah orang untuk iba kepadanya lalu memberikan uang. Karena itu, dalam sebulan ia mampu mengumpulkan uang Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Ia mengaku sudah tidak kuat bila harus bekerja kasar dan tidak akan ada orang yang mau memakai tenaganya yang sudah melemah itu."Anak saya tahu saya mengemis dan sering ngelarang tapi tetep bae hayang bebas," katanya.
Kasi Pelayaanan Perlindungan Anak dan Lansia Dinas Sosial Kota Serang Hendri Sudiarni mengatakan bahwa Amat sudah sering tertangkap saat razia. Meski sering tertangkap, ia tidak akan jera dan terus kembali ke jalan untuk minta-minta bila sudah dilepaskan petugas. Dinas Sosial sendiri sudah bosan karena Amat tidak mendengar nasihat dan masukan dari petugas dan pegawai Dinas Sosial."Tapi saya baru ini denger dia punya mobil segala macem," katanya.Hendri menyatakan bahwa penanganan pengemis dan anak jalanan terkendala karena tidak ada tempat penampungan. Apalagi untuk orangtua seperti Amat. (tohir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar